Pengangguran & Kemiskinan: Turun atau Turun-menurun?

Dalam salah satu orasi capres dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) beberapa saat lalu mengatakan bahwa klaim pemerintah yang mengatakan bahwa bahan bakar minyak (BBM), pengangguran dan kemiskinan turun memang benar, ya benar turun. Pengangguran, kemiskinan turun dari kakek lalu turun ke anak lalu turun ke cucu. Pengangguran dan kemiskinan warga memang turun, turun-menurun!

Saya sebagai warga negara yang baik sangat mengapresiasi sikap Prabowo yang kritis dan memasyarakat ini, pernyataannya sangat relevan dan juga realistis dibanding klaim-klaim maupun janji-janji capres lain. Misalnya Ibu Megawati dari PDI-Perjuangan bilang dalam 100 hari sembako akan diturunkan, memangnya beliau bisa memenuhi janji itu bila beliau kelak terpilih lagi jadi presiden? saya tidak yakin bahkan pesimis janji itu bisa diwujudkan.

Sejarah membuktikan atau minimal dari sudut pandangan saya, ibu Megawati ketika menjabat sebagai presiden republik ini tidak terlalu bagus-bagus amat, zaman pemerintahannya justru banyak BUMN dijual bahkan diobral dengan alasan privatisasi. Nah sekarang dengan gampang mengatakan akan bisa mensejahterakan rakyat.

Lalu pemerintahan SBY mengklaim bahwa telah berhasil menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), kata-kata berhasil ini yang terus terang saya tidak suka mendengar dan menurut saya menyesatkan. Memangnya harga BBM turun karena perjuangan pemerintah yang pro rakyat? tidak! BBM turun karena harga minyak dunia memang lagi turun makanya mau tidak mau harga BBM didalam negeri juga harus disesuaikan.

Masih sangat jelas diingatan kita ketika pemerintahan SBY menaikkan harga BBM beberapa waktu lalu yang ditentang keras oleh mahasiswa dan masyarakat dimana demo itu berakhir anarkhis. Lalu aparat menangkap orang yang diklaim sebagai aktor intelektualnya dan sekarang sang aktor intelektual bahkan belum selesai proses hukumnya, belakangan sang aktor dijadikan tahanan kota. Ini membuktikan bahwa pemerintah pernah mengecewakan rakyat dengan cara menaikkan BBM, tetapi sekarang kok sepertinya jadi pahlawan yang telah menurunkan BBM?

Ini membuktikan bahwa baru beberapa saat yang lalu, di negeri ini telah terjadi penolakan kenaikan harga BBM karena kebijakan pemerintah yang tidak sensitif akan kesejahteraan rakyat. Tetapi sekarang pada saat kampanye seakan-akan pemerintah sangat-sangat berusaha menurunkan harga. Kemiskinan juga diklaim turun, tetapi saya melihat kok di Jakarta saja semakin banyak pengemis dan penjahat jalanan ya?

Jangan-jangan kata turun yang diklaim pemerintah beserta kroninya itu benar tetapi turun-menurun? Mari kita pilih pemimpin yang cerdas, pro rakyat.

About Kris Mendrofa

Lecturer. Blogger. Technopreneur. Traveller.

0 komentar:

Posting Komentar