14 Tahun Bersama BNI

Mendengar nama BNI (Bank Negara Indonesia) maka hampir semua orang akan segera dengan gampang mendeskripsikan hal-hal yang spesifik tentang BNI, misalnya logo berupa angka 46 yang menandakan tahun berdirinya bank komersial tertua di Indonesia yang juga dimiliki oleh pemerintah yang berdiri pada tanggal 5 Juli 1946.

Perbandingan buku tabungan saya di tahun 2001 dengan tahun 2015
Logo BNI sendiri telah 3 kali berganti yakni logo pertama BNI (1946-1988) yang didominasi angka merah dan kuning, logo kedua BNI dengan kapal layar (1988-2004) dan logo terakhir yang dikenal hingga kini dengan tulisan BNI berwarna hijau dan angka 46 berwarna putih di dalam kotak berwarna jingga (2004-sekarang).

BNI Mengawal Meraih Pendidikan Tertinggi

Bila BNI merayakan hari jadinya yang telah melayani negeri selama 69 tahun, maka saya juga bisa dibilang merayakan kebersaman selama 14 tahun terakhir bersama BNI yang telah setia menemani ketika merantau dari Nias ke Jakarta untuk kuliah pada jenjang sarjana (S1) pada tahun 2001, bekerja dan kemudian kuliah lagi di jenjang pasca sarjana (S2) dengan mengambil program studi Magister Management pada tahun 2013 dan kini sedang menyusun tesis.

Setoran awal tanggal 12/12/2001
Masih sangat ingat dengan jelas bahkan buku tabungan pertama masih disimpan dengan sangat rapi sebagai koleksi dan kenang-kenangan kelak, berawal dari kebutuhan akan rekening yang berfungsi untuk menerima kiriman uang dari orang tua di Nias maka menjadi nasabah setia BNI hingga kini.
Pada tanggal 12 Desember 2001, saya memberanikan diri membuka rekening bank pertama di BNI cabang Rawamangun, Jakarta Timur dengan menggunakan kartu mahasiswa (KTM) sebagai identitas, maklum saya belum memiliki KTP DKI Jakarta dengan setoran awal Rp. 100.000.

Saksi Bisu Keterisoliran Kepulauan Nias

Bagi mahasiswa asal kepulauan Nias pada era tahun 2000-an yang merantau ke Jakarta atau kota-kota lainnya di Indonesia yang semua kebutuhannya disupport 100% oleh orang tua, maka kepulauan Nias yang berada di samudera Hindia sana dari sisi layanan perbankan pantaslah disebut pedalaman. Betapa tidak, perbankan yang hadir di Nias kala itu hanya bisa dihitung dengan jari, hanya ada di kota Gunungsitoli sebagai ibukota kabupaten Nias dan yang kedua di kota terbesar kedua di Nias yakni Telukdalam yang kini menjadi ibu kota kabupaten Nias Selatan.

Di Gunung Sitoli terhitung ada BNI, BRI, Bank Sumut dan satu-satunya bank swasta yakni bank Danamon. Sementara di kota Telukdalam hanya ada BRI dan bank Sumut. Satu-satunya bank yang sudah online dan sudah mempunyai fasilitas ATM yang melayani kepulauan Nias kala itu adalah BNI. Sementara di kota Telukdalam, walau sudah dilayani 2 bank namun belum ada yang online, apalagi menikmati ATM.

Butuh 200 KM Sekali Sebulan Untuk Kirim Uang

Di tahun pertama dan kedua, ayah saya berjuang sekali sebulan untuk mengirimkan uang via BNI ke rekening saya di Jakarta. Saya bilang berjuang, karena ayah saya harus menempuh lebih 200 KM pulang pergi dari kota kami di Telukdalam ke Gunungsitoli, bayangkan hanya untuk mengirimkan uang. Tidak ada pilihan lain. Pernah mengirimkan uang dari bank lain di kota Telukdalam ke rekening saya di BNI, saya baru terima lebih seminggu.

Terkadang, ayah saya menitipkan kiriman saya ke sopir taxi kepercayaan, itupun belakangan setelah beliau sepertinya jenuh juga bolak-balik kota Telukdalam - Gunungsitoli.

Belakangan kantor cabang BNI dibuka di kota Telukdalam, kini orang tua yang menyekolahkan anaknya di kota lain dengan gampang dan leluasa dapat mengirimkan uang kapan saja baik lewat setor tunai, transfer via ATM bahkan via internet banking dan sms banking yang sudah menjadi hal yang lumrah di kota kami.

Bayar Uang Kuliah Gampang

Bila dulunya rekening BNI saya hanyalah berfungsi sebagai media untuk menerima uang bulanan untuk bebutuhan pribadi dan kuliah, kini semakin bergeser hampir semua fitur dan layanan BNI dimaksimalkan tergantung kebutuhan mulai dari beli pulsa, bayar tagihan, transfer, dan lain sebagainya.

Pembayaran cicilan uang kuliah selama 3 bulan dengan host to host
Karena masih terhitung sebagai mahasiswa pasca sarjana aktif, maka kini memanfaatkannya untuk membayar uang kuliah. Kebetulan kampus saya dengan BNI sudah kerjasama, sehingga pembayaran uang kuliah dilakukan dengan host to host. Tagihan uang kuliah otomatis muncul ketika mengetik NIM dan setelah pembayaran di ATM selesai, maka secara otomatis tagihan uang kuliah terbayar dan bisa di-tracking history pembayarannya lewat situs kampus.

Dengan mimpi ingin mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, maka dipastikan bila saya melanjutkan kuliah S3 kelak maka BNI akan terus menemani....
Dirgahayu BNI yang ke-69! #69TahunBNI

About Kris Mendrofa

Lecturer. Blogger. Technopreneur. Traveller.

0 komentar:

Posting Komentar