Koran Gratis, Selamat Datang!

Selama ini kita sering mendapatkan tabloid maupun majalah gratis. Namanya juga gratisan otomatis media-media semacam ini mengandalkan iklan sebagai sumber pendapatan mereka, konsekuensinya iklan-iklan bertebaran dimana-mana dan kadang cukup mengganggu. Bahkan artikel/berita di media-media tersebut seakan-akan telah berubah perannya menjadi bagian dari iklan itu sendiri dan sebaliknya iklan menjadi artikel/berita, prosentasi iklan dan berita sering tidak berimbang karena saking banyaknya iklan. Contohnya, saya dulu sering “berlangganan” salah satu majalah gratis yang mengupas tentang billiard dengan cara mengambilnya tiap bulan di tempat billiard yang sering saya kunjungi, berita/artikel mereka memang cukup informatif, tetapi iklan mendominasi majalah ini. Misalnya tiap edisi ada 40 halaman, maka alokasi untuk iklan saja sudah mencapai 25 halaman.

Mau membaca koran gratis dari koran terkemuka pula? hemm… selama ini jarang ada dan kalaupun ada, koran-koran gratis ini sifatnya hanya musiman dan hanya ditujukan untuk komunitas dan tujuan tertentu. Kalau versi koran digital? Nah ini yang belum pernah ada di Indonesia, sepertinya mustahil mewujudkan hal ini. Tetapi pertanyaan ini segera terjawab sudah, pada hari Rabu yang lalu (17/09/2008), saya membaca iklan di koran Kompas. Iklannya cukup menarik, kurang lebih isinya: kunjungi epaper.kompas.com, koran digital pertama di Indonesia. Respon saya ketika membaca iklan tersebut masih biasa-biasa saja, dibenak saya koran digital ini (yang diklaim Kompas) paling formatnya seperti situs portal biasa yang sudah lazim dimiliki koran-koran lokal/nasional lainnya.

Setelah saya berkunjung ke epaper.kompas.com ternyata format koran Kompas versi digital ini memang layaknya seperti koran aslinya. Perbedaannya hanya pada medianya saja. Semua halamannya mulai dari halaman pertama sampai halaman terakhir bisa diakses.

Satu hal yang menarik, iklan-iklan yang dipasang di koran tersebut muncul juga di versi digitalnya, termasuk kolom khusus iklan baris “KLASIKA” ikut dipasang, sehingga kalau kita mau mencari iklan yang dibutuhkan tinggal bolak-balik halamannya lalu diperbesar (zoom) sehingga bisa dibaca dengan normal. Di pihak pemasang iklan, mereka juga dapat nilai tambah.

Kalau nilai tambah bagi konsumen? Jelas ada, saya sendiri sangat mengapresiasi inisiatif ini dan satu hal saya sepertinya akan berhenti membeli koran lagi! kan cukup buka koran digital saja. Lagian selama ini, saya membeli koran Kompas (misalnya) bukan karena alasan mau headlinenya saja akan tetapi dengan tujuan yang sangat luas, mau membaca semua isi korannya mulai dari kolom halaman 1 yang berisi headline, terus halaman berikutnya yang diisi dengan suara pembaca, pendapat pribadi, cari iklan sampai bolak-balik iklan baris untuk sekedar mencari sesuatu informasi.

Nah selama ini kan portal-portal yang dipunyai media-media cetak, tidak mengakomodasi semua keinginan tersebut (maksudnya tidak semua isi koran versi cetak ditampilkan ke versi digital/portal milik mereka), sehingga walaupun saya sudah membaca berita-berita di internet masih merasa ada yang kurang kalau belum membeli koran versi cetak saya kira begitu juga dengan yang lainnya.

Butuh Inovasi?

Sebagai catatan terakhir, alangkah baiknya kalau versi koran digital ini dikemas dalam bentuk e-book misalnya agar bisa didownload (diunduh), dengan demikian pembaca bisa mengaksesnya di notebook atau perangkat lainnya kapan saja walau mereka tidak terkoneksi dengan internet.

About Kris Mendrofa

Lecturer. Blogger. Technopreneur. Traveller.

0 komentar:

Posting Komentar