Tanpa Gelar Lagi Indonesia?

Tidak diragukan lagi bulu tangkis merupakan salah satu cabang olahraga populer di Indonesia dan selalu mengharumkan nama bangsa di dunia olahraga misalnya di tingkat Olimpiade dan di event-event Internasional lainnya misalnya superseries. Bahkan di tingkat Olimpiade setidaknya sampai Olimpiade ke-29 tahun 1998 di Beijing – China medali emas hanya didapatkan dari cabang bulu tangkis, tanpa cabang bulu tangkis Indonesia bisa dipastikan hanya sebagai penggembira dan penonton diantara negara-negara peserta Olimpiade, ya karena Indonesia tidak mendapatkan medali emas selain dari cabang bulu tangkis.

Selain bulu tangkis, ada lagi olahraga populer di Indonesia yaitu sepak bola. Cuma kali ini walau cabang ini sangat populer bahkan jadi rebutan elit dan politisi untuk menjadi pengurusnya plus dukungan luar biasa dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebelum dihentikan karena dana ke klub-klub tesebut dirasa menyimpang  tetapi prestasinya masih level “kampungan” dibanding bulu tangkis yang telah mengharumkan nama bangsa lewat prestasi demi prestasi yang dipersembahkan atlet-atletnya. Mengharapkan sepak bola untuk bisa mengharumkan nama bangsa di pentas dunia di level olimpiade ataupun piala dunia? Semua hampir sudah tahu jawabannya, walaupun mungkin tapi itu seperti mimpi di siang bolong, peluangnya masih jauh. Di level Asia tenggara saja sepak bola tidak bisa menunjukkan prestasi berarti.

Kembali ke Olimpiade, sebagai pesta olahraga sejagat sampai saat ini hanya bulu tangkislah yang bisa diharapkan menyumbang medali emas. Cabang olahraga lain? Sejarah mencatat di Olimpiade Seoul, Korea Selatan tahun 1988 trio pemanah Indonesia berhasil meraih medali perak di cabang panahan beregu putri. Selanjutnya di Olimpiade Sydney 2000 di Sydney, Australia, Indonesia mendapatkan medali perak dari cabang angkat berat melalui Raema Lisa Rumbewas (angkat berat putri 48 kg.), perunggu melalui Sri Indriyani (angkat berat, putri 48 kg.), Winarni, (angkat berat, putri 53 kg.) Di Olimpiade Beijing 2008 di Cina, Indonesia mendapatkan medali Perunggu lewat Eko Yuli Irawan (angkat besi, total angkatan 288 kg), Triyatno (angkat besi, total angkatan 298 kg).

Sedangkas emas di persembahkan lewat cabang bulu tangkis, dengan rincian:


  • Olimpiade Barcelona 1992 di Barcelona, Spanyol, dipersembahkan oleh Susi Susanti (tunggal putri), Alan Budikusuma (tunggal putra).
  • Olimpiade Atlanta 1996 di Atlanta, Amerika Serikat, dipersembahkan oleh Rexy Mainaky/Ricky Subagja (ganda Putra). Kali ini semua medali dipersembahkan dari cabang bulu tangkis.
  • Olimpiade Sydney 2000 di Sydney, Australia, dipersembahkan oleh Tony Gunawan/Chandra Wijaya (ganda putra)
  • Olimpiade Athena 2004 di Athena, Yunani, dipersembahkan oleh Taufik Hidayat (tunggal putra)
  • Olimpiade Beijing 2008 di Beijing, Cina, dipersembahkan oleh Kido/Hendra Setiawan (ganda putra)

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa bulu tangkis merupakan satu-satunya cabang olahraga yang mempersembahkan medali emas di pesta Olimpiade, rekor ini bahkan mungkin baru bisa dipecahkan cabang-cabang lain puluhan tahun lagi….

Dengan melihat prestasi bulu tangkis selama ini maka tidak mengherankan kalau dukungan luar biasa penonton ditunjukkan ketika tim merah putih berlaga, seperti yang terjadi di Djarum Indonesia Open 2011 di Senayan, 21-26 Juni 2011 . Sayang tahun ini medali emas tidak bisa diraih, China memborong 4 gelar sementara Malaysia mendapatkan 1 gelar. Indonesia boleh berbangga karena dipercayakan untuk menyelenggarakan pertandingan bulu tangkis berlevel premier di dunia bersama Korea Selatan, China, Denmark dan Inggris.

Sayang dukungan luar biasa penonton maupun pemirsa di televisi tidak dibayar dengan prestasi. Seakan tim merah putih tidak berdaya di depan publik sendiri, jelas jutaan pecinta bulu tangkis di tanah air kecewa. Bikin sesak nafas, itulah komentar-komentar yang saya dengar di Istora Senayan ketika ganda campuran dan ganda putri Indonesia gagal meraih juara. Semoga prestasi bulu tangkis di tanah air kembali berjaya dan tidak mengikuti prestasi sepak bola yang tak kunjung membaik itu……

About Kris Mendrofa

Lecturer. Blogger. Technopreneur. Traveller.

0 komentar:

Posting Komentar