Bersatulah ASEAN

Ada sedikit isu yang mengganjal pikiran saya ketika menulis artikel ini, dimana ASEAN sudah menargetkan supaya pembangunan badan persatuan ASEAN harus dirampungkan sebelum 31 Desember 2015. Itu berarti kurang lebih 2 tahun lagi, sejujurnya saya sedikit pesimis dengan target ini bakal terealisasi, mengingat masing-masing negara mempunyai berbagai kepentingan nasional yang berarti harus diperjuangkan untuk diintegrasikan dengan pembangunan badan persatuan ASEAN yang terbentuk kelak.

Foto bersama para pemimpin ASEAN | Photo by www.voaindonesia.com
Sengaja membuat judul "Bersatulah ASEAN", sebagai pesan sindiran untuk ASEAN sebagai suatu komunitas yang sebenarnya kalau namanya sudah komunitas bersama tidak perlu diminta bersatu lagi karena persatuan otomatis sudah tercipta, namun saya melihat ASEAN sebagai satu kesatuan, belum benar-benar bersatu, perlu didorong lagi untuk bersatu.

Dalam KTT ASEAN ke-22 yang diselenggarakan pada bulan April 2013 lalu di Brunei Darussalam yang bertemakan “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan” merekomendasikan 3 pilar utama yang menjadi latarbelakang pembangunan badan ASEAN yaitu persatuan keamanan, persatuan ekonomi dan persatuan sosial.

Persatuan Keamanan. Isu ini sangat penting dibahas dan harus segera dicari jalan keluarnya. Seperti yang saya tulis dalam artikel saya sebelumnya yang berjudul “Segera Bahas Isu Perbatasanmu ASEAN” (Senin, 02/09/2013). Mustahil merealisasikan persatuan keamanan bersama bila negara anggota ASEAN masih saling curiga dan menyimpan ego dengan membiarkan berlarut-larutnya pembahasan masalah perbatasan masing-masing negara. Masalah perbatasan haruslah segera selesai dibahas, bila perlu sebelum tahun 2015, hal yang mustahil terjadi.

Saya berharap ASEAN benar-benar serius dan mempercepat pembahasan isu perbatasannya, “hal ini menjadi duri dalam daging, mengingat ASEAN sebagai satu kesatuan komunitas mempunyai “musuh” bersama dalam perebutan wilayah di luar sana, sebut saja dengan China dimana beberapa negara anggota ASEAN saling klaim wilayah dan berkonflik dengan negara yang sedang booming ekonominya tersebut. Bila diantara negara-negara ASEAN sendiri saja masalah perbatasan menjadi masalah pelik yang seakan belum ada solusinya, sulit membayangkan ASEAN mampu juga menangani konflik perbatasan dengan negara-negara lainnya”, kutipan dari artikel saya sebelumnya.

Persatuan Ekonomi. Tidak semua negara ASEAN mempunyai sistem ekonomi terbuka, masih ada yang relatif tertutup, Laos misalnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi komunitas ASEAN untuk duduk bersama mencari formula yang saling menguntungkan negara-negara anggotanya. Isu lain adalah adanya ketimpangan ekonomi diantara anggota negara-negara ASEAN. Semoga para ahli ekonomi ASEAN mendapatkan solusi yang saling menguntungkan, kita menunggu solusi dari mereka.

Berbicara ekonomi tentu ruang lingkupnya sangat luas. Indonesia sebagai negara agraris tentunya dengan adanya kebijakan persatuan ekonomi ini mau tidak mau harus membuka diri dengan membanjirnya peredaran produk dari negara ASEAN lainnya diantaranya produk pertanian. Dan kita sudah tahu, sektor pertanian di Indonesia dewasa ini sedang berada dalam titik yang memprihatinkan, semua serba impor. Dalam hal persatuan ekonomi ini kelak, dari sisi pertanian, sepertinya hanya Thailand, Malaysia dan Vietnam yang akan diuntungkan mengingat sektor pertanian mereka relatif maju.

Persatuan Sosial. Bila sektor keamanan dan ekonomi yang saya bahas di atas telah rampung dibahas dan dalam prakteknya berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka persatuan sosial baik antar negara maupun antar warga negara sesama anggota ASEAN akan dengan mudah direalisasikan.
Akhirnya, berharap ketiga pilar ASEAN yaitu persatuan keamanan, persatuan ekonomi dan persatuan sosial benar-benar terwujud sebelum 31 Desember 2015. Semoga!

About Kris Mendrofa

Lecturer. Blogger. Technopreneur. Traveller.

0 komentar:

Posting Komentar