Trotoar Jahanam

Pernahkah sesekali memanfaatkan jalur pedestrian? Rasanya siapapun butuh jalur pedestrian yang nyaman dan aman. Celakanya, trotoar di Indonesia apalagi di Jakarta tidak pernah serius dibenahi oleh pihak terkait, semrawut.

Dan salah satu jalur pedestrian yang paling menyebalkan buat saya adalah yang terletak di jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat. Terkadang ketika hari Sabtu, saya menyusuri jalan Menteng Raya dari kampus Mercu Buana menuju ke arah TIM,  hati sering menyumpahi orang-orang yang bertanggungjawab dibalik kebijakan pembangunan “hutan” tonggak ini.

Selain memboroskan anggaran karena terlalu banyak tonggak tidak penting yang dibuat, pejalan kaki juga justru direpotkan, alih-alih melindungi pejalan kaki seperti tujuan semula. Inilah salah satu “jalur neraka”, terlalu.

Hutan tonggak di atas trotoar, mubajir dan semrawut.

Rombongan keluarga yang ingin ke arah TIM harus mengalah berjalan di jalan raya, daripada memaksa berjalan zig-zag di trotoar.

Jalur pedestriannya sih cukup lebar, namun percuma tidak ada gunanya, pejalan kaki harus jalan sambil menyamping untuk bisa lewat.

Tonggak yang seyogiaya menjadi pelindung pejalan kaki justru bikin pejalan kaki susah lewat.

Harus turun ke jalan karena jalur pedestrian “ikutan” jadi penghalang manusia untuk lewat, alih-alih melindungi pejalan kaki malah terpaksa menyerah turun di jalan raya.


About Kris Mendrofa

Lecturer. Blogger. Technopreneur. Traveller.

0 komentar:

Posting Komentar