Pa Kabar Thesismu Kawan?

1 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 2 September 2014, di situs resmi Universitas Mercu Buana keluarlah SK: 09/014/F-STT/IX 2014. Isinya sudah gampang ditebak, saya bersama 366 teman-teman mahasiswa program pascasarjana MM mendapat kado istimewa, mendapatkan dosen pembimbing thesis, asyik! Gelar master sudah di depan mata, eits tunggu dulu tak segampang itu, terbukti dikemudian hari kawan...


Sejak menginjakkan kaki di kampus pada awal September 2013, beberapa dosen di semester 1 sudah mewanti-wanti agar sejak dini sudah siap-siap menghadapi thesis, ya semester 2 sudah mulai ancang-ancang cari judullah kemudian ketika mengambil Mata Kuliah (MK) motede riset di semester 3 maka sudah siap mengerjakan thesis dan diharapkan memasuki semester 4 sudah seminar dan jelang semester 4 berakhir sudah yakni sidang, seperti itulah beberapa "wasiat" yang disampaikan beberapa dosen saya.

Prof. Hapzi, salah satu Prof favorit karena rajin share koleksi jurnalnya bahkan bersedia membantu saya mengolah data thesis kalau kesulitan, beberapa kali mengingatkan lagi agar segera menyelesaikan thesis secepat mungkin. Berembus isu di kalangan mahasiswa bahwa kampus sengaja mengpush mahasiswa karena enggan memiliki mahasiswa abadi, dimana jumlah yang keluar (tamat) dibanding yang masuk tidak sehat lagi, terlalu banyak mahasiswa yang masuk (maklum prodi MM UMB salah satu favorit di Jakarta) sementara yang tamat sedikit, nah loh....

Alasan lain agar rasio antara mahasiswa dan dosen tetap sesuai dengan rekomendasi Direktorat Pendidikan Tinggi / Dikti (total mahasiswa MM UMB ada 2.008 orang dengan rasio dosen mahasiswa 1 : 49, sumber forlip.dikti.go.id per tanggal 16 September 2015). Total mahasiswa UMB sendiri sudah tembus di angka 27.000, mahasiswa baru di semester ini hampir 7.000. Sebagai informasi, UMB menargetkan mempunyai mahasiswa 50.000 pada tahun 2025 mendatang dan mempunyai kampus di 5 kotamadya di DKI Jakarta.

Tentunya dengan sedikit mahasiswa yang lulus akan memaksa kampus untuk menambah kuota dosen demi menjaga rasio mahasiswa dan dosen. Kalau kampus tidak berhasil menjaga rasio resikonya apa? Salah satunya akreditasinya akan turun dari A ke B atau apes C mungkin (program studi Magister Manajemen UMB adalah A dan akan berakhir tanggal 18 November 2016.

Sementara di kalangan beberapa teman-teman mahasiswa MM, kebijakan kampus ini direspon seakan-akan sebagai tindakan yang tidak bersahabat, mengusir mahasiswa sendiri, haiya..... Nah disini ada semacam 2 kepentingan, kampus ingin agar mahasiswanya lulus tepat waktu yakni 4 semester saja (waktu normal), sementara mahasiswanya enjoy kuliah karena berbagai alasan.
Kembali ke thesis, saya sendiri beberapa kali mengalami semacam cobaan dan tantangan, biasa sih, tidak afdol kalau tidak mengalaminya.Sebagai gambaran, penelitian saya adalah tentang domain .id yang dilaunching pada tanggal 17 Agustus 2014.

Untuk judul, terhitung sudah 2 kali saya koreksi. Ketika awal-awal bimbingan, sempat mentok di framework, bayangkan sampai 5 kali bimbingan hanya membahas framework! OMG. Beda dengan dosen lainnya yang membimbing mahasiswanya bab per bab, dosen pembimbing saya langsung loncat ke framework yang ada di bab III, sesuatu yang saya sadari pada akhirnya bahwa framewaork itu penting dan menjadi roh dari penelitian itu sendiri.

Suatu saat saya bimbingan dan memberitahu bahwa  responden dalam penelitian saya adalah pengguna / pelanggan domain Internasional / Top Level Domain (TLD) maupun country code Top Level Domain (ccTLD) di luar domain .id maka dosen pembimbing saya langsung meminta agar mengganti variabel penelitian saya yang awalnya adalah "keputusan pembelian" ditukar menjadi "minat beli", saya sempat bersikeras agar tetap menggunakan variabel lama namun dosen saya tetap mengarahkan ke variabel "minat beli", akhirnya saya terima walau sempat shock, ini berarti saya kembali mengoreksi editorial di bab I dan juga teori di bab III termasuk mencari dimensi dari "minat beli".

Minggu kemarin (13/09/2015) berkesempatan bimbingan lagi di kampus Meruya, semua variabel dan dimensi yang diajukan diterima, "sekitar 2 kali bimbingan lagi ini sudah bisa seminar..." ujar dosen saya. Finally, kata-kata itu keluar juga, tapi perjuangan masih panjang. Tulisan tentang pengalaman seminar dan sidang thesis segera menyusul.

Ternyata sebagian besar teman-teman masih belum seminar apalagi sidang, artinya tidak lulus tepat waktu. Hemm, penyesalan memang selalu telat ya... Yuk, semangat berkarya, selamat beraktifitas teman-teman!

About Kris Mendrofa

Lecturer. Blogger. Technopreneur. Traveller.

0 komentar:

Posting Komentar